SpongeBob SquarePants

Senin, 17 April 2017

AYAT JURNAL PENYESUAIAN



Ayat Jurnal Penyesuaian (Adjusting Journal Entry) merupakan jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo-saldo rekening yang ada di Neraca Saldo menjadi saldo yang sebenarnya sampai dengan akhir periode akuntansi. Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk menyesuaikan saldo-saldo perkiraan (akun) agar menunjukkan keadaan sebenarnya sebelum penyusunan laporan keuangan.

Adapun tujuan pembuatan jurnal penyesuaian adalah:
1.      Agar pada akhir periode akun riil yaitu harta, kewajiban dan modal menunjukkan keadaan yang sebenarnya.
2.      Agar akun-akun nominal, yaitu pendapatan dan beban dapat diakui dalam suatu periode dan menunjukkan keadaan yang sebenarnya.
3.      Untuk mengoreksi perkiraan-perkiraan yang ada sehingga mencerminkan keadaan aktiva, utang, modal, pendapatan, dan beban yang sebenarnya.

Macam-macam penyesuaian:
1.     Keadaan dimana suatu transaksi sudah terjadi tetapi informasi tersebut belum dicatat dalam perkiraan yang biasanya disebut ayat antisipasi.
Contohnya:
    •  Beban yang masih harus dibayar. Contohnya, hutang gaji 
    • Pendapatan yang seharusnya sudah diterima tetapi belum dicatat oleh perusahaannya. Contohnya, piutang perusahaan.
    • Penyusutan aktiva tetap
2.      Keadaan dimana transaksi sudah dicatat dalam perkiraan yang bersangkutan tetapi saldo perkiraan masih harus disesuaikan agar dapat disajikan dalam jumlah yang benar.

Hal-hal yang perlu disesuaikan:
1)      Beban Dibayar di Muka (Prepaid Expense)
Ada 2 pendekatan yaitu:
a.       Pendekatan neraca/harta
b.      Pendekatan laba rugi/biaya
2)      Pendapatan Diterima di Muka (Unearned Revenues)
Ada 2 pendekatan yaitu:
a.       Pendekatan neraca/utang
b.      Pendekatan laba rugi/pendapatan
3)      Beban Yang Masih Harus Dibayar (Accrued Expense)
4)      Pendapapatan Yang Masih Harus Diterima (Accrued Expense)
5)      Penyusutan Aktiva Tetap (Depreciation)
6)      Kerugian Piutang (Bad Debt Expense)
7)      Beban Pemakaian Perlengkapan (Use Of Equipment Costs)


Untuk lebih jelasnya, anda bisa melihat video di bawah ini.

BEBAN DIBAYAR DI MUKA


Beban Dibayar di Muka (Prepaid Expense) adalah biaya-biaya yang sudah dibayar tetapi belum dibebankan sebagai biaya pada periode itu. Beban dibayar di muak ini sering timbul apabila perusahaan membayar biaya-biaya untuk beberapa periode sekaligus, sehingga dari Jumlah pengeluaran tadi sebagian akan menjadi beban periode itu dan sebagian lagi akan dibebankan pada periode mendatang.

Terdapat 2 pendekatan dalam mencatat beban dibayar di muka, yaitu:
1.      Pendekatan neraca/harta, besar nominal yang telah menjadi beban.
2.      Pendekatan laba rugi/biaya, besar nominal yang belum menjadi beban.

Contoh soal:
Dibayar asuransi dengan masa 1 tahun (1 September 2011 – 1 September 2012) sebesar 6.000.000 dicatat dengan menggunakan pendekatan harta/ neraca dan pendekatan biaya/ laba rugi. Pada akhir periode dilakukan penyesuaian. Bagaimanakah jurnalnya?
1.      Pendekatan Neraca/ Harta
Saat pembayaran dimuka
Jurnal Umum :
Asuransi dibayar dimuka (D)              Rp.  6.000.000
Kas (K)                                                           Rp. 6.000.000

Saat penyesuaian
Perhitungan 4/12 x 6.000.000 = 2.000.000
Ayat Jurnal Penyesuaian :
Beban Asuransi (D)                            Rp. 2.000.000
Asuransi Dibayar Dimuka (K)                        Rp. 2.000.000

2.      Pendekatan Biaya/ Laba Rugi
Saat pembayaran dimuka
Jurnal Umum :
Beban Asuransi (D)                            Rp. 6.000.000
Kas (K)                                                           Rp. 6.000.000

Saat penyesuaian
Perhitungan 8/12 x 6.000.000 = 4.000.000
Ayat Jurnal Penyesuaian :
Asuransi Dibayar Dimuka (D)            Rp. 4.000.000
Beban Asuransi (K)                                        Rp. 4.000.000

PENDAPATAN DITERIMA DI MUKA


Yang dimaksud dengan Pendapatan Diterima di Muka (Unearned Revenues) adalah penerimaan dari pendapatan tetapi bukan merupakan pendapatan untukperiode tersebut, atau dengan kata lain merupakan pendapatan periode yang akan datang yang diterima dalam periode sekarang. Oleh karena itu penerimaan ini tidak dapatdiakui sebagai pendapatan periode sekarang.

Terdapat 2 pendekatan dalam mencatat pendapatan diterima di muka, yaitu:
a.       Pendekatan neraca/utang
b.      Pendekatan laba rugi/pendapatan

Contoh soal:
Diterima pendapatan sewa ruko untuk 1 tahun (1 Oktober 2015 - 1 Oktober 2016) sebesar 20.000.000 dan dicatat menggunakan pendekatan Hutang/ Neraca dan pendekatan Pendapatan/ Laba Rugi beserta Jurnalnya.
1.      Pendekatan Neraca/ Harta
Saat penerimaan pendapatan
Jurnal Umum :
Kas (D)                                                           Rp. 20.000.000
Pendapatan sewa dibayar dimuka (K)                         Rp. 20.000.000
Saat penyesuaian
perhitungan 3/12 x 20.000.000 = 5.000.000
Ayat Jurnal Penyesuaian :
Pendapatan sewa diterima dimuka (D)           Rp. 5.000.000
Pendapatan sewa (K)                                                  Rp. 5.000.000
Pendekatan Biaya/ Laba Rugi
Saat penerimaan pendapatan
Jurnal Umum :
Kas (D)                                                           Rp. 20.000.000
Pendapatan sewa (K)                                                  Rp. 20.000.000
Saat penyesuaian
perhitungan 9/12 x 20.000.000 = 15.000.000
Ayat Jurnal Penyesuaian :
Pendapatan sewa (D)                             Rp. 15.000.000
Pendapatan sewa diterima dimuka (K)                       Rp. 15.000.000



Contoh Soal 2 :
Pada tanggal 3 Agustus 2015, Charity membayar sewa kios selama 1 tahun sebesar Rp6.000.000,00.
Jurnal tanggal 3 Agustus 2015 adalah sebagai berikut (menggunakan pendekatan laba rugi)
Kas (D)                                                          Rp. 6.000.000
Pendapatan diterima di muka (K)                               Rp. 6.000.000

Pada waktu tutup buku tanggal 31 Desember 2015, jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut.
Pendapatan diterima di muka(D)                    Rp. 2.500.000
Pendapatan sewa(K)                                                   Rp. 2.500.000

Penjelasan :
Pada tanggal 3 Agustus 2015 pemilik kios menerima uang sebesar Rp. 6.000.000,00, tetapi belum sepenuhnya menjadi hak pemilik kios, karena sewa tersebut untuk satu tahun, bukan satu bulan. Karena pemilik kios sudah menerima secara tunai, beliau mencatat Kas Rp6.000.000 (D) pada Pendapatan diterima di muka Rp. 6.000.000 (K).
Jika kita memakai dasar akrual, pendapatan diakui jika sudah menjadi haknya. Dalam contoh tersebut, hingga akhir periode akuntansi tanggal 31 Desember 2015 yang menjadi hak pemilik kiosanya 5 bulan, yaitu Rp. 2.500.000 (5/12 x Rp. 6.000.000= Rp. 2.500.000).